Sabtu, 08 Juli 2017

Kopi dan Risiko Penyakit

Kopi merupakan salah satu jenis minuman yang sudah lazim di mana-mana. Tidak hanya sebagai minuman wajib para pekerja di pagi hari, tetapi juga menjadi salah satu beverage trend di kalangan remaja kekinian terbukti dengan semakin banyaknya gerai-gerai kopi di sepanjang jalan. Nah, kalian juga termasuk penikmat ‘si kafein’ ini kah? Kali ini bakalan ada info menarik yang harus kalian tahu tentang si kopi. Apa hayo? Kopi dapat meningkatkan kinerja daya tahan tubuh dalam kegiatan fisik dan membuat peminumnya menjadi bersemangat. Penelitian pada 2.232 orang di Finlandia menunjukkan bahwa konsumsi kopi tertinggi (> 813 ml /hari) memiliki risiko depresi yang lebih rendah dibandingkan non-consumers. Selain itu, terdapat hasil penelitian menarik yang mengatakan bahwa risiko relatif bunuh diri menurun 13% untuk setiap cangkir kopi yang dikonsumsi tiap hari.
Namun, banyak mitos yang beredar bahwa kopi berefek buruk pada kesehatan tubuh. Waduh, bener nggak tuh? Lalu gimana sih hasil penelitian tentang dampak akibat mengonsumsi kopi? Apa iya kopi dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis?
Nah, dampak kopi pada risiko berbagai penyakit diantaranya :
1. Penyakit Kardiovaskuler (CVD)
a. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Para peneliti tidak menemukan efek merugikan dari kopi pada risiko PJK. Konsumsi kopi tidak berhubungan dengan peningkatan risiko infark miokard pada pasien. Data dari 7 penelitian kohort, tidak menemukan bukti adanya hubungan antara konsumsi kopi biasa dan bentuk CVD. Tetapi, studi kasus-kontrol telah mendeteksi peningkatan risiko infark miokard pada orang yang yang tidak terbiasa meminum kopi atau orang dengan faktor berisiko.
b. Stroke
Para peneliti melakukan penelitian dengan tujuan membantah mitos yang beredar terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung karena kopi. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa peminum kopi ternyata memiliki risiko 20% lebih rendah terkena stroke atau gangguan jantung lain. Jadi, meskipun kopi memungkinan terjadinya kenaikan tekanan darah, efeknya akan berkurang seiring waktu.
c. Aritmia
Bukti yang tersedia, meskipun terbatas, menyatakan bahwa tidak ada dasar klinis yang dapat menghubungkan asupan kopi dan risiko aritmia jantung.
2. Diabetes
Hubungan terbalik antara konsumsi kopi dan kejadian diabetes mellitus telah berulang kali diamati oleh peneliti yang berbeda. Tingkat tinggi (12 gelas / hari) dari konsumsi kopi mengurangi risiko diabetes berkembang sebesar 67%. Pengurangan risiko, hanya pada individu dengan asupan ≥ 4 porsi / hari.
Data menunjukkan prevalensi diabetes sedikit lebih rendah antara laki-laki yang tidak minum kopi daripada di antara peminum kopi.
3. Penyakit Hati
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa konsumsi kopi dapat mempertahankan kebiasaan hepatosit dari kerusakan, terlepas dari apakah agen agresif adalah virus, alkohol, narkoba, atau agresor lainnya. Perlindungan ini dapat dilihat dari data klinis yang menunjukkan penurunan risiko terhadap tes fungsi hati yang abnormal, sirosis atau karsinoma hepatoseluler
4. Penyakit Neurologis
a. Penyakit Parkinson
Belum jelas bagaimana cara kerja kopi dalam mengurangi risiko terhadap penyakit Parkinson. Tetapi, dikatakan bahwa suatu kandungan yang terdapat dalam kopi teh bisa menekan atau mencegah penyakit parkinson.
b. Penyakit Alzheimer
Hasil ini masih dalam perdebatan. Beberapa data dari studi eksperimental menyatakan hipotesis bahwa kafein dan asam klorogenat dapat melindungi terhadap kerusakan kognitif atau fitur biologis penyakit Alzheimer dalam sistem saraf pusat.
Risiko penyakit Alzheimer lebih rendah pada mereka yang secara teratur mengonsumsi kopi yang mengandung kafein dibandingkan mereka yang tidak minum kopi.
5. Osteoporosis
Hubungan antara asupan kopi dengan metabolisme tulang, kepadatan tulang atau fraktur tulang telah menjadi bahan perdebatan selama bertahun-tahun. Studi Framingham menunjukkan bahwa kopi menyebabkan kerugian jika individu tersebut minum melebihi 2-3 cangkir / hari dan pada kasus tertentu, seperti wanita dengan gangguan metabolisme kalsium karena asupan rendah atau karena usia tua. Beberapa penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa asupan kopi dalam volume tinggi dan pada individu berisiko, dapat menyebabkan kehilangan tulang, kepadatan tulang yang lebih rendah atau fraktur.
Kafein menyebabkan sedikit penurunan efisiensi penyerapan kalsium di saluran pencernaan. Dengan demikian, asupan kalsium dan vitamin D dan pembatasan asupan kopi yaitu 2-3 cangkir / hari dapat membantu mengurangi risiko osteoporosis dan patah tulang, khususnya pada dewasa tua.
6. Kanker
Berbagai kelompok peneliti telah menggunakan strategi untuk memperjelas hubungan konsumsi kopi dengan kanker pada ovarium, pankreas, kandung kemih, prostat, usus besar atau rectum, paru-paru, perut, dan payudara. Sebagian besar analisis menunjukkan bahwa kopi memberikan efek netral.
Jadi, kesimpulannya adalah kopi bukanlah minuman yang berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi dengan pas. Beberapa efek negatif dari kopi cenderung muncul saat konsumsi berlebihan, jadi nih untuk pencegahannya kalian bisa mengurangi asupan kopi yang tinggi. Namun, ditekankan bahwa sensitivitas individu untuk kopi dan efek biologis kopi antar individu dapat bervariasi. Dan yang paling penting dalam menjaga tubuh tetap sehat adalah dengan olahraga dan diet sehat tentunya.

Sumber:
Jurnal Coffee Consumption and Health-related Quality of Life (Penulis Esther Lopez-Garcia dkk) tahun 2013
Jurnal Coffee and Health (Penulis Jae-Hoon Bae dkk) tahun 2014

Jurnal The Impact of Coffee on Health (Penulis A. Cano-Marquina dkk) tahun 2013.