Kopi
merupakan salah satu jenis minuman yang sudah lazim di mana-mana. Tidak hanya
sebagai minuman wajib para pekerja di pagi hari, tetapi juga menjadi salah satu
beverage trend di kalangan remaja
kekinian terbukti dengan semakin banyaknya gerai-gerai kopi di sepanjang jalan.
Nah, kalian juga termasuk penikmat ‘si kafein’ ini kah? Kali ini bakalan ada
info menarik yang harus kalian tahu tentang si kopi. Apa hayo? Kopi dapat
meningkatkan kinerja daya tahan tubuh dalam kegiatan fisik dan membuat peminumnya
menjadi bersemangat. Penelitian pada 2.232 orang di Finlandia menunjukkan bahwa
konsumsi kopi tertinggi (> 813 ml /hari) memiliki risiko depresi yang lebih
rendah dibandingkan non-consumers. Selain
itu, terdapat hasil penelitian menarik yang mengatakan bahwa risiko relatif
bunuh diri menurun 13% untuk setiap cangkir kopi yang dikonsumsi tiap hari.
Namun,
banyak mitos yang beredar bahwa kopi berefek buruk pada kesehatan tubuh. Waduh,
bener nggak tuh? Lalu gimana sih hasil penelitian tentang dampak akibat
mengonsumsi kopi? Apa iya kopi dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit
kronis?
Nah,
dampak kopi pada risiko berbagai penyakit diantaranya :
1.
Penyakit Kardiovaskuler (CVD)
a.
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Para
peneliti tidak menemukan efek merugikan dari kopi pada risiko PJK. Konsumsi
kopi tidak berhubungan dengan peningkatan risiko infark miokard pada pasien. Data
dari 7 penelitian kohort, tidak menemukan bukti adanya hubungan antara konsumsi
kopi biasa dan bentuk CVD. Tetapi, studi kasus-kontrol telah mendeteksi
peningkatan risiko infark miokard pada orang yang yang tidak terbiasa meminum
kopi atau orang dengan faktor berisiko.
b. Stroke
Para peneliti melakukan penelitian dengan tujuan
membantah mitos yang beredar terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung
karena kopi. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa peminum kopi ternyata
memiliki risiko 20% lebih rendah terkena stroke atau gangguan jantung lain.
Jadi, meskipun kopi memungkinan terjadinya kenaikan tekanan darah, efeknya akan
berkurang seiring waktu.
c.
Aritmia
Bukti
yang tersedia, meskipun terbatas, menyatakan bahwa tidak ada dasar klinis yang
dapat menghubungkan asupan kopi dan risiko aritmia jantung.
2.
Diabetes
Hubungan
terbalik antara konsumsi kopi dan kejadian diabetes mellitus telah berulang
kali diamati oleh peneliti yang berbeda. Tingkat tinggi (12 gelas / hari) dari
konsumsi kopi mengurangi risiko diabetes berkembang sebesar 67%. Pengurangan risiko,
hanya pada individu dengan asupan ≥ 4 porsi / hari.
Data
menunjukkan prevalensi diabetes sedikit lebih rendah antara laki-laki yang
tidak minum kopi daripada di antara peminum kopi.
3. Penyakit Hati
Beberapa studi telah menunjukkan
bahwa konsumsi kopi dapat mempertahankan kebiasaan hepatosit dari kerusakan,
terlepas dari apakah agen agresif adalah virus, alkohol, narkoba, atau agresor
lainnya. Perlindungan ini dapat dilihat dari data klinis yang menunjukkan
penurunan risiko terhadap tes fungsi hati yang abnormal, sirosis atau karsinoma
hepatoseluler
4. Penyakit Neurologis
a. Penyakit Parkinson
Belum jelas bagaimana cara kerja kopi dalam mengurangi risiko
terhadap penyakit Parkinson. Tetapi, dikatakan bahwa suatu kandungan yang
terdapat dalam kopi teh bisa menekan atau mencegah penyakit parkinson.
b. Penyakit Alzheimer
Hasil ini masih dalam perdebatan.
Beberapa data dari studi eksperimental menyatakan hipotesis bahwa kafein dan
asam klorogenat dapat melindungi terhadap kerusakan kognitif atau fitur
biologis penyakit Alzheimer dalam sistem saraf pusat.
Risiko
penyakit Alzheimer lebih rendah pada mereka yang secara teratur mengonsumsi
kopi yang mengandung kafein dibandingkan mereka yang tidak minum kopi.
5. Osteoporosis
Hubungan antara asupan kopi dengan
metabolisme tulang, kepadatan tulang atau fraktur tulang telah menjadi bahan
perdebatan selama bertahun-tahun. Studi Framingham menunjukkan bahwa kopi
menyebabkan kerugian jika individu tersebut minum melebihi 2-3 cangkir / hari
dan pada kasus tertentu, seperti wanita dengan gangguan metabolisme kalsium
karena asupan rendah atau karena usia tua. Beberapa penelitian yang lebih baru
menunjukkan bahwa asupan kopi dalam volume tinggi dan pada individu berisiko,
dapat menyebabkan kehilangan tulang, kepadatan tulang yang lebih rendah atau
fraktur.
Kafein menyebabkan sedikit penurunan efisiensi penyerapan
kalsium di saluran pencernaan. Dengan demikian, asupan kalsium dan vitamin D dan
pembatasan asupan kopi yaitu 2-3 cangkir / hari dapat membantu mengurangi
risiko osteoporosis dan patah tulang, khususnya pada dewasa tua.
6. Kanker
Berbagai
kelompok peneliti telah menggunakan strategi untuk memperjelas hubungan
konsumsi kopi dengan kanker pada ovarium, pankreas, kandung kemih, prostat,
usus besar atau rectum, paru-paru, perut, dan payudara. Sebagian besar analisis
menunjukkan bahwa kopi memberikan efek netral.
Jadi, kesimpulannya
adalah kopi bukanlah minuman yang berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi dengan
pas. Beberapa efek negatif dari
kopi cenderung muncul saat konsumsi berlebihan, jadi nih untuk pencegahannya
kalian bisa mengurangi asupan kopi yang tinggi. Namun, ditekankan bahwa
sensitivitas individu untuk kopi dan efek biologis kopi antar individu dapat
bervariasi. Dan yang paling penting dalam menjaga tubuh tetap sehat adalah
dengan olahraga dan diet sehat tentunya.
Sumber:
Jurnal
Coffee Consumption and Health-related
Quality of Life (Penulis Esther Lopez-Garcia dkk) tahun 2013
Jurnal Coffee and Health (Penulis Jae-Hoon Bae dkk) tahun 2014