Sabtu, 31 Maret 2012

Fast Food

Berbagai gerai fast food atau restoran cepat saji menawarkan ayam goreng Amerika, nugget, burger, sosis, atau bakso. Dan makanan tersebut telah menjadi makanan yang disukai anak-anak bahkan orang dewasa. Rasa gurih dari makanan tersebut membuat kita senang untuk menyantapnya. Tidak heran jika di mal, restoran yang menjual makanan ini ramai dikunjungi.
Sayangnya, makanan tersebut bukanlah makanan sehat. Kandungan lemak yang membuat seseorang menderita kolesterol tinggi dan obesitas, bahan tambahan yang dapat merusak tubuh, serta sangat sedikitnya serat adalah beberapa hal yang membuat makanan ini tidak dianjurkan untuk kesehatan. Jika Anda harus atau mungkin sedang ingin menikmati makanan tersebut di restoran cepat saji atau fast food, dengan beberapa cara, Anda dapat membuat makanan-makanan tersebut menjadi lebih sehat untuk tubuh. Berikut ini beberapa keterangan penting sebelum Anda memutuskan menikmati makanan tersebut.

Ayam Goreng Amerika

Ayam goreng Amerika atau yang sering dikenal dengan istilah fried chicken merupakan salah satu makanan cepat saji yang paling digemari. Berbagai restoran baik dari dalam dan luar negeri telah menjajakan ayam goreng ini. Mengapa ayam goreng ini kurang sehat? Dan bagaimana trik agar memakan ayam goreng ini dengan cara yang aman?

Alasan ayam goreng Amerika (fried chicken) kurang sehat:

  • Biasa menggunakan ayam ras yang biasanya diberikan suntikan hormon dalam perkembangbiakannya.
  • Ayam jenis ini memiliki kandungan lemak yang banyak.
  • Menggunakan minyak goreng yang memiliki titik didih yang tinggi. Minyak seperti ini mengandung kolesterol.
  • Agar mendapatkan kulit ayam yang kering tapi bagian dalamnya tetap nikmat, ayam digoreng dengan menggunakan deep frying pada suhu yang tinggi. Teknik ini membuat minyak semakin terserap ke dalam daging ayam, bisa mencapai 65%.

Trik menikmati ayam goreng Amerika (fried chicken) agar lebih sehat:

  • Sisihkan kulit ayam. Pada bagian kulit, lemak yang terkandung di dalamnya cukup banyak. Jika memungkinkan, bagian kulit tersebut tidak usah dimakan meskipun pada bagian tersebut memang paling nikmat.
  • Pilih bagian dada, karena kandungan lemak pada bagian ini lebih sedikit dari bagian paha ayam.
  • Makan makanan pendamping yang sehat. Salad dengan sedikit mayonaise atau sayuran merupakan menu yang dapat Anda santap agar Anda tetap memperoleh serat untuk tubuh.

Sosis dan Nugget

Sosis dan nuget juga merupakan salah satu makanan yang digemari. Misalnya untuk burger atau hotdog. Sosis dan nuget tidak hanya tersedia di restoran cepat saji, tapi juga tersedia dan dijual di berbagai pasar swalayan. Mengapa Anda juga perlu memerhatikan saat memakan sosis atau nuget? Dan bagaimana trik agar tetap sehat sewaktu menikmati sosis dan nuget?

Alasan sosis dan nuget kurang sehat:

  • Sosis dan nugget sudah melewati berbagai tahap proses pengolahan yang mengalami penambahan berbagai zat pengawet atau pewarna yang membuat kerja ginjal menjadi berat.
  • Menggunakan daging yang tidak jelas. Karena sudah melalui proses pengolahan, bahan yang digunakan menjadi tidak dapat diketahui dengan pasti. Bagian jeroan, kulit atau bahkan tulang rawan mungkin digunakan agar biaya produksi dapat diminimalkan.

Trik menikmati sosis dan nuget agar lebih sehat:

  • Makanlah dalam porsi kecil atau berbagi agar jumlah yang dimakan tidak terlalu banyak.
  • Tambahkan menu sayuran dalam menu Anda seperti salad atau konsumsi buah-buahan pada saat makan selanjutnya.

Bakso

Bakso merupakan makanan yang paling tersedia. Di mana-mana, dengan mudah dijumpai penjual bakso, dari mal hingga daerah perumahan. Bakso dengan berbagai sajiannya memang sungguh nikmat. Tapi ternyata bakso juga kurang sehat jika dimakan secara sembarangan. Berikut ini alasannya dan trik menikmati bakso kesukaan Anda dengan cara yang sehat.

Alasan bakso kurang sehat:

  • Biasanya menggunakan daging yang berlemak tinggi yang dapat menyebabkan kolesterol.
  • Ada bakso yang mengandung boraks atau formalin yang sangat berbahaya untuk tubuh.

Trik menikmati bakso agar lebih sehat:

  • Jangan gunakan MSG. Kuah bakso yang gurih didapat karena saat meramu biasa ditambahkan MSG. Untuk menghindarinya, Anda dapat memesan agar tidak memakai MSG.
  • Saos yang bahan bakunya tidak jelas dan mengandung pengawet. Biasanya tukang bakso menggunakan saos atau sambal dalam botol besar yang harganya tidak mahal. Saos tomat atau sambal ini diragukan bahannya dan mengandung bahan pewarna yang dapat membahayakan.
  • Minta lebih banyak sayuran. Bakso biasa dilengkapi dengan sawi atau toge. Maka agar tubuh mendapatkan serat, Anda bisa minta agar ditambahkan lebih banyak sayuran dalam mangkuk bakso Anda.

Masuk Akal saat Menikmati Fast Food

Karena tidak mungkin Anda sepenuhnya menghindari makanan cepat saji atau fast food, maka Anda dapat menggunakan trik yang telah disebutkan tadi untuk meminimalkan efek negatif dari makanan cepat saji. Anda dapat juga membuat sendiri di rumah sehingga bahan-bahan yang digunakan lebih terjamin dan lebih menyehatkan.
Misalnya, Anda dapat menggunakan ayam kampung ketika membuat ayam goreng, menggunakan pewarna alami saat membuat sosis, dan mengganti dengan bumbu-bumbu yang aman sebagai pengganti MSG dengan teknik pembuatan yang tidak berbahaya.
Jangan lupa tambahkan sayuran dan buah sebagai serat agar makanan ini tidak terlalu lama tinggal di usus dan diserap tubuh. Selamat menikmati makanan cepat saji atau fast food Anda.

Sumber : http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/358-fast-food-makanan-cepat-saji-sehat.html

Jumat, 16 Maret 2012

Profil UPM

     A.  Latar Belakang
           Setiap lingkungan kampus atau universitas pasti tidak lepas dari berbagai kegiatan ekstrakulikuler di dalamnya. Begitu juga di lingkungan kampus STIS, misalnya kegiatan masa integrasi pendidikan kampus (magradika), dies natalis, jelajah alam, atau kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing unit kegiatan mahasiswa (UKM) di STIS. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak lepas dari timbulnya kecelakaan bagi pesertanya. Oleh karena itu, pada pelaksanaan kegiatan tersebut diperlukan tim pertolongan pertama pada korban kecelakaan. Sayangnya, sumber daya yang memiliki kemampuan dalam memberikan pertolongan pertama di STIS selama ini masih kurang. Hal ini dikarenakan tidak adanya suatu wadah untuk pelatihan atau pendidikan dasar kepalangmerahan kepada mahasiswa STIS.
           Berdasarkan hal tersebut, beberapa mahasiswa STIS dan anggota pecinta alam STIS “GPA CHEBBY” yang tergerak hatinya bermaksud untuk mendirikan suatu unit kegiatan mahasiswa yang bergerak di bidang sosial, kemanusiaan, dan pertolongan pertama. Setelah mengajak mahasiswa lain untuk bergabung dalam wadah tersebut, diadakan pertemuan pertama diantara mahasiswa tersebut bertempat di kontrakan BPS (nama kontrakan mahasiswa STIS) untuk membahas pembentukan UKM baru yang bergerak di bidang pertolongan pertama serta menyusun kepengurusannya. Pertemuan tersebut menetapkan bahwa akan dibentuk UKM baru dengan nama UPM (UKM Palang Merah) STIS dan dipilih ketua UPM STIS pertama yaitu Nugrohoning Gusmastuti (3 KS2).

     B.  Tujuan

           Tujuan dibentuknya KSR di masing-masing kampus tidak jauh berbeda. Beberapa tujuan dibentuknya UKM Palang Merah (UPM) STIS diantaranya:
-    meningkatkan kemampuan berorganisasi
-    menyiapkan sumber daya yang memiliki kemampuan pertolongan pertama
     di lingkungan mahasiswa STIS
-    meningkatkan kemampuan ke-PMI-an dan Keintelektualan
-    mengembangkan rasa kemanusiaan dan sosial kepada mahasiswa
-    sosialisasi peran dan fungsi KSR terhadap masyarakat.

     C.  Kegiatan
           Kegiatan yang pertama kali dilakukan  yaitu pertemuan diantara anggota untuk membahas susunan kepengurusan, pembentukan divisi-divisi, penyusunan visi dan misi, serta membahas program-program kerja selama setahun ke depan. Selanjutnya direncanakan kegiatan peresmian UPM STIS. Peresmian UPM STIS akhirnya dilakasanakan pada hari Jum’at tanggal 2 Februari 2010 di Gedung 2302 (Gedung Lama STIS). Kegiatan ini dihadiri oleh pembantu ketua tiga STIS, ketua PMI cabang Jakarta Timur, sekretaris kecamatan Jatinegara, Pembina-pembina PMI, anggota KSR UNJ serta anggota UPM STIS.
           Selanjutnya untuk mendukung dan menyukseskan tujuan diatas dilaksanakan beberapa kegiatan. Kegiatan-kegiatan dalam UPM STIS dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu pendidikan-pelatihan dan aktifitas sosial-kemasyarakatan. Pendidikan dalam UPM STIS  ini dilakukan dengan model “Pendidikan dan Latihan”, karena meliputi materi dan praktek dalam setiap tahapannya. Dengan model ini peserta akan dapat menguasai ilmu pertolongan pertama dan kepalangmerahan secara teoritis dan aplikatif. Tahap-tahap pendidikan yang diberikan dalam UPM STIS  ini meliputi beberapa tahap, yaitu latihan rutin, diklat – diksar KSR, serta latihan dan pemantapan. Latihan rutin dilakukan untuk menambah dan meningkatkan kemampuan anggota baik materi umum maupun kepalangmerahan. Latihan rutin meliputi pelatihan manajemen, materi umum kepalangmerahan, pelatihan teknis, pendidikan lapangan, dll. Latihan rutin KSR angkatan I direncanakan beberapa kali pelatihan dengan mengundang pelatih dari PMI untuk memantapkan materi masing – masing anggota. Selanjutnya kegiatan diklat – diksar KSR untuk memberikan pembekalan materi dan dasar pelatihan dasar kepalangmerahan sebagai prasyarat menjadi anggota KSR. Kegiatan diklat – diksar ada dua bentuk kegiatan, pertama pembekalan materi di ruangan, kedua pelatihan dan praktek penerapan materi di lapangan. Diklat angkatan I ini di fasilitasi oleh PMI Cabang Jakarta Timur. Sedangkan latihan dan pemantapan ditujukan untuk meningkatkan dan memantapkan kemampuan anggota khususnya dalam praktek pertolongan pertama di lapangan dan aplikasinya dalam kasus kehidupan sehari – hari, termasuk di dalamnya manajemen alam.
           Walaupun sebagai angkatan pertama, UPM STIS berusaha untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat baik mahasiswa STIS maupun masyarakat sekitar. Aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan hal ini antara lain adalah aksi donor darah sukarela, bakti sosial, mahasiswa siaga, kunjungan ke  UKM/KSR/instansi/lembaga lain di luar STIS, dan seminar kesehatan. Aksi donor darah sukarela dilakukan oleh UPM STIS sendiri atau bekerja sama dengan kegiatan UKM lain yang mengadakan kegiatan donor darah juga. Aksi donor darah ini bekerja sama dengan PMI Pusat Jakarta. Bakti sosial berupa santunan anak yatim, penyediaan alat-alat pendidikan, pemberian sembako, atau lainnya (sasarannya seperti warga Kebon Sayur, Kuburan Cina, SD Islam Talmiyah, atau lainnya). Kegiatan mahasiswa siaga merupakan pelatihan pertolongan pertama gawat darurat (PPGD) untuk mahasiswa/i STIS dengan sasaran perwakilan setiap kelas dan UKM-UKM. Kunjungan ke  UKM/KSR/instansi/lembaga lain di luar STIS dimaksudkan untuk mempererat persaudaraan dan saling tukar pikiran mengenai kegiatan kepalangmerahan di kampus/instansi/lembaga masing-masing. Sedangkan seminar kesehatan direncanakan diadakan satu kali kepengurusan dengan mengundang pembicara, pembina PMI, anggota KSR kampus/instansi/lembaga lain, serta dosen dan mahsiswa STIS. Seminar ini dilakukan sebagai sosialisasi mengenai bahaya narkoba dan AIDS karena seminar ini mengangkat tema narkoba dan AIDS.

     D.  Susunan Pengurus
           Sejak diresmikan, anggota UPM STIS berjumlah 21 orang. Mungkin jumlah tersebut sedikit karena merupakan angktan perintis. Berikut ini susunan pengurus UPM STIS angkatan pertama:
           A. Pengurus Harian :
                Ketua Umum    :    Nugrohoning Gusmastuti  (3KS2)
                Sekretaris         :    Eko Budiatmodjo (2E)
                Bendahara        :    Yusvita T. S. (3SK2)
    
           B. Pengurus Divisi :
                a.  Divisi Kemanusiaan dan Pengabdian pada Masyarakat (KPM)
                     Syirrul Hadi Utama (Koordinator)(2F)
                     Ahmad Yeyen Fidyani(3SE1)
                     Marlina (3KS2)
                     Dodi Satriawan (2E)

                b.  Divisi Pendidikan dan Latihan (Diklat)
                     Yuli Arifiana (Koordinator)(3SE3)
                     Baiq Rini A (2A)
                     M. Fathi (4KS2)
                     Erma Ziamah Fathoni (2A)

                c.  Divisi Hubungan Masyarakat (Humas)
                     Ary Pranggawan (Koordinator) (2KS2)
                     Mega Novitasari (3SE1)
                     Lilis (2C)
                     Fandi Kusuma  (4SK2)
                     Fatkhu Rokhim (2D)

                d.  Divisi Logistik
                     Septian Pratiwi Nurhidayati (Koordinator) (3SE3)
                     Umi Ayu Fitriani (3KS1)
                     Muhammad Abrar (2KS1)
                     Tyo (4KS1)

                e.  Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
                     Aldino Yanke (Koordinator) (2G)
                     Yulianto Budi Prabowo (3KS2)
                     Meri Vita Z. F. (4SE3)
                     Dearossi Hani K (2A)