Tahukah
kamu bahwa pada bulan November, Indonesia turut memperingati Hari Diabetes
Sedunia untuk segala jenis diabetes yang jatuh pada tanggal 14 November.
Sepertinya kata ‘diabetes’ sudah tidak asing ya di telinga kita semua. Tapi,
sebenarnya seperti apa sih diabetes itu?
Diabetes
yang paling sering kita dengar adalah diabetes melitus atau yang biasa disebut
dengan penyakit kencing manis. Diabetes miletus ini adalah penyakit kronis yang
ditandai dengan kelainan metabolik akibat dari kurangnya produksi insulin oleh
pankreas atau bisa juga karena kurangnya respon tubuh terhadap insulin atau
bisa juga akibat dari adanya pengaruh hormon lain yang menghambat kinerja
insulin. Hormon insulin sendiri adalah hormon yang berfungsi untuk mengubah
glukosa (gula darah) menjadi energi. Sehingga seorang penderita diabetes
melitus memiliki kadar gula yang tinggi dalam darah mereka karena kerja hormon
insulin yang terganggu tersebut.
Gimana
sih tanda tanda seorang penderita diabetes? Tanda-tanda klasik dari diabetes
yang tidak bisa diobati adalah hilangnya berat badan, sering berkemih
(polyuria), sering haus (polydipsia), dan sering lapar(polyphagia). Dalam
jangka panjangnya, penderita diabetes memiliki rasio komplikasi. Hal ini dapat
berupa rusaknya pembuluh darah yang dapat mendatangkan penyakit lain seperti
penyakit jantung korner, stroke, penyakit pembuluh darah tepi. Penyakit jangka
panjang lain adalah diabetic foot (seperti diabetic foot ulcers) mungkin
timbul, dan sulit untuk ditangani, kadang-kadang memerlukan amputasi.
Terdapat
3 tipe diabetes melitus:
a.
Diabetes melitus tipe 1 (IDMM) diabetes yang terjadi karena
berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta
penghasil insulin pada pulau-pulau
Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang
dewasa. Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan
insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui
alat monitor pengujian darah.
b. Diabetes melitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset
diabetes, obesity-related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus,
NIDDM) merupakan tipe diabetes melitus yang terjadi bukan
disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan
metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang
mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi
kurang peka terhadap insulin[18] serta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot
lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Diabetes
tipe 2 biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik
(olahraga), diet (umumnya
pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan
berat badan
c. Diabetes melitus gestasional atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan
pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya. GDM mungkin
dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita
penderita GDM bertahan hidup. Meskipun GDM bersifat
sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan kesehatan janin
maupun sang ibu. Risiko yang dapat dialami oleh bayi meliputi makrosomia (berat
bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem
saraf pusat, dan cacat otot rangka.
Nah, sekarang ketahui cara-cara
pengendalian penyakit diabetes melitus. Terdapat 4 hal penting yang bisa
membantu mengedalikan penyakit ini. Apa sajakah itu?
·
Edukasi, pasien harus tahu bahwa penyakit diabetes tidak dapat
disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan dan pengendalian harus dilakukan seumur
hidup
·
Makanan, jika input/masukan buruk, maka output/hasil akan buruk,
demikian pula bila makan melebihi diet yang ditentukan, maka kadar gula darah
akan meningkat
·
Olahraga, diperlukan untuk membakar kadar gula berlebih yang ada
dalam darah
·
Obat, hanya jika diperlukan, tetapi bila kadar gula darah telah
turun dengan meminum obat, bukan berarti telah sembuh, tetapi harus konsultasi
dengan dokter apakah tetap meminum obat dengan kadar yang tetap atau meminum
obat yang sama dengan kadar yang diturunkan atau minum obat yang lain
Gimana?
Sudah menjadi lebih kenal dengan diabetes melitus? Yuk, bersama-sama cegah dan
mengendalikan diabtes.
Sumber: wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar