Minggu, 17 April 2016

Hepatitis Oh Hepatitis


Hallo guys...!!! Ketemu lagi nih sama KSR PMI Unit STIS J. Pasti udah baca info yang ada jarkoman whatsapp kan tentang topik yang akan kita bicarakan? Nah, kali ini agak serius ya guys ngomonginnya. Beberapa waktu ini kita sedikit dikagetkan tentang penyakit bernama Hepatitis. Mungkin ketika mendengar pertama kali, kalian pasti khawatir kan? Apalagi di akhir tahun lalu dikabarkan ada kejadian luar biasa (KLB) Hepatitis di salah satu universitas sebelah.

Sebelumnya mimin mau jelasin dulu nih guys, Hepatitis itu sebenarnya adalah peradangan pada sel-sel hati, nah penyebabnya itu banyak guys, bisa karena bakteri, virus, proses autoimun, obat-obatan, perlemakan, alkohol dan zat berbahaya lainnya, tetapi hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus lebih sering terjadi daripada penyebab lainnya. Virus hepatitis yang kita kenal ada lima guys, yaitu Virus Hepatitis A, B, C, D, dan E. Dimana hepatitis A dan E sering menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dapat ditularkan secara fecal oral (ada penjelasannya dibawah guys J) dan berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, bersifat akut dan dapat sembuh dengan baik. Sedangkan Hepatitis B, C, dan E ditularkan secara parenteral, dapat menjadi kronis dan menimbulkan sirosis lalu bisa menjadi kanker hati. Kali ini kita akan membahas Hepatitis A dan B, kenapa? Karena Hepatitis A mewabah saat musim hujan tiba dan Hepatitis B kasusnya di Indonesia menduduki peringkat kedua terbanyak di SEAR. Keep calm yang guys jangan terlalu “spaneng” wkwk.
A.    Apa itu Hepatitis A?
Hepatitis A merupakan hepatitis yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA) dari famili picornaviridaegenus hepatovirus dan merupakan virus RNA. Virus ini bersifat termostabil, tahan asam dan tahan terhadap empedu, serta diketahui dapat bertahan hidup dalam suhu ruangan selama lebih dari 1 bulan. Meskipun begitu hepatitis tipe ini bersifat ringan, akut, sembuh spontan/sempurna tanpa gejala sisa dan tidak menyebabkan infeksi kronik. (jangan terlalu khawatir ya guys tapi harus tetap waspadaJ). Seseorang yang terkena Hepatitis A dapat didiagnosis dari hasil pemeriksaan IgM-anti VHA serum penderita.

Bagaimana cara penularan Hepatitis A?
Seperti yang disebutkan sebelumnya, VHA ditularkan secara fecal-oral, dimana makanan dan minuman yang tercemar tinja penderita VHA masuk ke saluran pencernaan kemudian menuju ke hati melalui peredaran darah. Disini VHA menginvasi sel-sel hati (hepatosit) dan melakukan replikasi disana. Jumlah virus yang tinggi dapat ditemukan dalam tinja penderita sejak 3 hari sebelum muncul gejala hingga 1-2 minggu setelah munculnya gejala kuning pada penderita. Masa inkubasi virus ini 15-50 hari, rata-rata 28-30 hari.
Infeksi Hepatitis A ini sering terjadi dalam bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan pola common source (mewabahnya suatu penyakit karena terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadinya dalam waktu relatif singkat atau sangat mendadak). Sumber penularannya pada umumnya dari air minum dan makanan yang tercemar, makanan yang tidak dimasak, dan sanitasi yang buruk.

Tanda dan Gejala terkena Hepatitis A
Tanda dan gejala awal terkena infeksi VHA sangat bervariasi dan bersifat tidak spesifik seperti demam, kelelahan, anoreksia (tidak nafsu makan), dan gangguan pencernaan (mual, muntah, kembung). Dalam waktu 1 minggu, 70% penderita umumnya dapat mengalami gejala kuning disertai gatal (ikterus), buang air kecil berwarna seperti teh, dan tinja berwarna pucat. Untuk penderita balita umumnya tidak memberi gejala yang jelas dan hanya 10% balita yang menunjukkan gejala ikterus.

Pencegahan Hepatitis A
Karena Hepatitis A sering menjadi suatu KLB di masa penghujan, tentunya pencegahan terhadap Hepatitis A merupakan suatu poin penting yang harus kita garis bawahi guys. Ada dua macam pencegahan Hepatitis A yang akan mimin sampaikan, yaitu:
1.    Pencegahan Non-Spesifik
Pencegahan non spesifik ini dapat dilakukan dengan meningkatkan sanitasi, hal-hal itu mencakup:
a.       Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) secara benar pada 5 saat kritis, yaitu sebelum makan, sebelum mengolah dan menghidangkan makanan, setelah buang air besar dan air kecil, setelah mengganti popok bayi, dan sebelum menyusui bayi.
b.      Pengolahan makanan yang benar, meliputi
1)      Menjaga kebersihan (mencuci tangan sebelum memasak dan keluar dari toilet, mencuci alat-alat masak dan alat-alat makan, dan dapur harus dijaga agar bersih)
2)      Memisahkan bahan makanan matang dan mentah
3)      Memasak makanan sampai matang (suhu minimal 85oC terutama daging, telurm ayam, dan makanan laut)
4)      Menyimpan makanan pada suhu aman
a)    Jangan menyimpan makanan pada suhu ruangan terlalu lama
b)   Memasukan makanan yang ingin disimpan ke dalam lemari pendingin
c)    Jangan menyimpan makanan terlalu lama di lemari pendingin (biasanya anak kos nih yang melupakan makanan yang disimpannya dalam kulkas sampai kadaluarsa wkwk :p)
5)      Menggunakan air bersih dan bahan makanan yang baik
6)      Membuang tinja di jamban yang saniter
2.      Pencegahan Spesifik (Imunisasi)
Pencegahan spesifik Hepatitis A dilakukan dengan imunisasi. Proses ini bisa bersifat pasif maupun aktif. Imunisasi pasif dilakukan dengan memberikan Imunoglobulin untuk perlindungan segera tetapi bersifat sementara. Imunoglobulin diberikan segera setelah kontak atau untuk pencegahan sebelum kontak dengan penderita. Imunisasi aktif, memberikan efektifitas yang tinggi pada pencegahan Hepatitis A. Vaksin diberikan dalam 2 dosis dengan selang 6 – 12 bulan secara intra-muskular didaerah deltoid atau lateral paha.

Penanganan Penderita, Kontak dan Lingkungan sekitar
1.    Pengobatan: tidak spesifik, utamanya meningkatkan daya tahan tubuh (istirahat dan makan makanan yang bergizi), rawat inap hanya diperlukan bila penderita tidak dapat makan dan minum serta terjadi dehidrasi berat
2.    Disinfeksi serentak terhadap bekas cairan tubuh dari penderita
3.    Isolasi tidak diperlukan
4.    Imunisasi pasif pada orang yang terkena cairan tubuh penderita
5.    Pencatatan dan pelaporan sesuai peraturan yang berlaku (STP dan SIRS)

B.     Apa itu Hepatitis B?
Nah selanjutnya kita akan membahas Hepatitis B. Tahu gak guys? Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi Hepatitis B terbesar kedua di negara South East Asian Region setelah Myanmar. Serem ya guys L. Kita simak dulu deh tentang penyakit Hepatitis B di bawah ini.
Hepatitis B merupakan Hepatitis yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) dari famili Hepadnavirus (virus DNA). Virus ini dapat ditemukan pada caian tubuh manusia baik darah dan produk darah, air liur, cairan serebrospinalis, pritonea, pleural, cairan amniotik, semen, maupun cairan vagina. Penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik bekas penderita, tranfusi darah yang terkontaminasi, pembuatan tato, penggunaan pisau cukur, sikat gigi, dan gunting kuku bekas penderita. Tapi guys, berpelukan, berjabat tangan atau berciuman dengan penderita belum terbukti mampu menularkan virusnya, jadi jangan kucilin mereka yang terkena penyakit ini ya J. Virus ini juga bisa ditularkan secara vertikal yaitu penularan dari ibu ke anaknya yang baru lahir.

Tanda dan Gejala Hepatitis B
Seseorang yang terinfeksi VHB bisa mengalami Hepatitis akut yang gejalanya kelelahan, kurangnya nafsu makan, mual, muntah, dan nyeri sendi. Gejala ini akan membaik ketika peradangan hati (timbulnya gejala kuning). Sebagian dari penderita hepatitis akut akan mengalami kesembuhan spontan, sementara sebagian lagi akan berkembang menjadi hepatiti B kronik. Jadi nih guys, penyakit Hepatitis B itu dibedakan jadi dua, yaitu Hepatitis B akut dan Hepatitis B kronik. Lalu apa bedanya? Penyakit akut timbulnya cepat atau berlangsung dalam kurun waktu yang relatif pendek namun kondisinya cukup parah sehingga membutuhkan pengobatan dengan segera, sedangkan penyakit kronik berlangsung lama atau dikenal penyakit menahun.
Masa inkubasi VHB ini berkisar 30-180 hari dengan rata-rata 60-90 hari, lamanya inkubasi ini bergantung pada banyaknya virus yang ada dalam tubuh penderita, cara penularan, dan faktor pejamu.

Pencegahan Hepatitis B
Untuk pencegahan hepatitis B ini ada dua juga seperti hepatitis A sebelumnya
1.    Pencegahan Non spesifik
Pencegahan non spesifik ini berupa penapisan pada kelompok risiko tinggi, seperti menggunakan sarung tangan ketika bekerja dengan cairan tubuh penderita, penanganan limbah jarum suntik yang benar, sterilisasi alat dengan cara yang benar sebelum melakukan prosedur invasif dan mencuci tangan sebelum menangani penderita. Terdapat edukasi yang perlu diberikan kepada kelompok yang berisiko tinggi terkena hepatitis B, antara lain :
a.       Perlu dilakukan imunisasi pada pasangan seksual
b.      Perlunya penggunaan kondom selama berhubungan seksual dengan pasangan yang belum diimunisasi
c.       Tidak diperbolehkan bertukar sikart gigi ataupun pisau cukur
d.      Menutup luka yang terbuka agar darah tidak kontak dengan orang lain
e.       Tidak diperbolehkan mendonorkan darah, oragan, ataupun sperma
2.      Pencegahan spesifik
Pencegahan ini dapat dilakukan dengan memberikan vaksin Hepatitis B pada kelompok risiko tinggi.

Penanganan penderita, kontak dan lingkungan seitar
a.    Monitoring secara berkala terhadap penderrita yang belum memerlukan pengobatan
b.    Disinfeksi terhadap bekas cairan tubuh dari penderita
c.    Tidak diperlukannya isolasi
d.   Imunisasi pasif pada orang yang terkena cairan tubuh penderita

Sumber :
Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI (Tahun 2014)
Direktorat Jendral PP &PL Kementrian Kesehtan RI (Tahun 2012)
http://penyakitakut.web.id/pengertian-penyakit-akut/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar